Sekilas Tentang ‘Kampung Berwarna’ di Belawan

By Administrator Jan 5, 2020

Namun niat luhur pihak Lantamal tersebut belum sepenuhnya terwujud lantaran masih banyak kendala yang dihadapi terutama belum terkelolanya sampah di pemukiman tersebut sehingga mengurangi keindahan.

Selain itu kondisi  rumah warga yang belum tertata rapi sehingga memberi kesan kurang mendukung, “ Jadi masalah pengelolaan sampah masih kendala besar di daerah saya ini, “ kata Sarawiyah

Sebagai pimpinan di wilayah tersebut dia mengaku kerap melakukan kordinasi dengan pimpinannya, namun sejauh ini masih sepenuhnya terkendali. Masalah lain yang muncul soal legalitas kampung ini juga masih belum jelas.

Masalahnya, secara teritorial kampung ini masuk dalam wilayah Deliserdang, namun warganya punya KTP Medan, sementara lahan yang mereka tempati saat ini milik Pelindo I, “ Masalah ini sudah menjadi pembicaraan namun belum ada keputusan, “ ujarnya.

Dengan kondisi seperti ini pihaknya sulit untuk menerima bantuan seperti Anggaran Dana Desa atau Kelurahan yang mengucur setiap tahunnya. Apa boleh buat, untuk membantu pembangunan di kampung itu hanya mengharap bantuan beberapa instansi seperti Pelindo I, dan Danlantamal Belawan serta beberapa lembaga yang memang punya kepedulian terhadap kampung ini.

Tidak hanya itu, pengaruh peredaran narkoba di kawasan ini, kata Sarawiyah, turut pula menambah rumitnya persoalan yang harus dihadapinya, apalagi sebegian besar waranya berekonomi menengah ke bawah namun dia punya tekad untuk meminimalisir peredaran narkoba di daerah ini, bahkan sempat dia melakukan tindakan tegas dengan memperingati para oknum yang terlibat peredaran narkoba

kalau sudah saya peringati keras itu, sempat sepi pak, tapi beberapa bulan kemudian mulai lagi, “ katanya

Di kampung ini sarana pendidikan ujarnya, paling tinggi masih setingkat SD, sementara SMP dimiliki swasta yang diperuntukan bagi bagi siswa yang kurang mampu untuk pergi sekolah ke luar kampung mereka. “ ya disini kalau mau bepergian kan harus naik boat, nah bagi yang tidak mampu terpaksa sekolah SMP nya disini saja pak, “ ujarnya.

Diakhir wawancaranya, Sarawiyah sebenarnya bangga kalau daerahnya nisa dijadikan destinasi wisata, namun untuk saat ini dia mengatakan masyarakatnya belum siap dalam semua aspek.Dan semuanya masih butuh warktu untuk mewujudkannya.(mar)

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *