Ketua MABMI Kota Tebing Tinggi Kunjungi Kantor IWO Sergai Beberkan Sejarah Melayu

By Administrator Nov 10, 2020

Selain itu, di Kecamatan Bandar Khalifah itu ada juga kuburan Raja Pangeran Kerajaan Padang Deli yang belum lama ini telah ziarahi oleh pemangku adat juga H.darma Wijaya dan H.Adlin Umar Tambunan. Sementara di Kota Tebing Tinggi ada juga ada namanya bangunan Istana Kerajaan Padang Deli dan bangunan Kantor Keprapatan Kerjaan yang berdiri di Kelurahan Bulian Kecamatan Tebing Tinggi. Banyak lagi sejrah Melayu ini yang harus digali dan jika pelu dibuatkan dalam rangkuman buku lalu diseminarkan sehingga banyak orang nantinya bisa mempelajari budaya Melayu ini.

Ketua MABMI Kota Tebing Tinggi OK.Khairul Aswar bergelar Datuk Amar saat berada di Kabupaten Baubau, Propinsi Sulawesi Tenggara

Jika melirik dari sejarah dahulunya, Kerajaan Padang di Tebing Tinggi berdiri meliputi sebelah Timur dengan Kabupaten Asahan, sebelah Barat dengan Bedagai, sebelah Selatan dengan Kabupaten Simalungun dan sebelah Utara dengan Selat Malaka yang juga Kabupaten Deliserdang. Kerajaan Padang ini merupakan sejarah budaya Melayu di Tebing Tinggi terdiri 4 kecamatan sebagaimana dijelaskan diatas tadi. Setiap kecamatan diperintah oleh seorang Asisten Wedana yang sekarang disebut Camat.

Nah, jika dibuka sejarah dimasa Pemerintahan Belanda, kewedanan disebut Difdeling Padang Bedagai yang ada di dalam Afdeling Deli Serdang. Afdeling Deli Serdang saat itu berkedudukan di Medan, Istana Maimun yang diperintah oleh Asisten Residen dan onder afdeling Padang dan Bedagai termasuk Kerajaan Deli.

Ketua MABMI Kota Tebing Tinggi OK.Khairul Aswar bergelar Datuk Amar bersama Ketua IWO Sergai Zuhari, didampingi anggota OK.Marwan saat berada di Kantor IWO Sergai Desa Firdaus,Kecamatan Sei Rampah,Selasa (10/11/2020)

“Menurut legenda naskah tua pustaka dari Zuriyat Kerajaan Padang Tebing Tinggi yang ditulis dengan aksara arab berbahasa Melayu asal-usul berdirinya Kerajaan Padang, bercerita bahwa keturunan raja di dalam negeri Padang yakni turunan dari hulu raya pada zaman dahulu adalah Raja Batak Raya namanya Raja Gukguk, dia pergi berburu pelanduk ke hutan, karena istrinya sedang hamil dan mengidam ingin memakan pelanduk, maka pergilah Raja Gukguk bersama orang kepercayaan kerajaan dan masyarakatnya membawa anjing buruannysa,” kata Datuk Amar mengutip dari penjelasan Tengku Nurdinsyah Al Haj atau bergelar Tengku Maharaja Bongsu Negeri Padang ke XIII yang merupakan turunan Kerajaan Padang di Tebing Tinggi. (R-03)

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *