Anak saya di doktrin dan diajari berbohong untuk menuduh saya, beber Johan sambil menunjukkan foto – foto kedekatannya dan kebahagiaan bersama anak sebelum anak dibawa pergi yang tidak menunjukkan adanya rasa takut sedikit pun. Dan sampai saat ini saya tidak boleh menjenguknya.
Nah, dalam pengakuan anak saat diminta keterangan bagaimana dia dicabuli, sang anak menyatakan tidak tahu karena saat itu dia lagi mengantuk dan tertidur. Sementara keterangan para saksi yang merupakan anggota keluarga mereka (ibu,bibi dan Happy sendiri) mampu menjelaskan secara terperinci adegan pencabulan dimana anak sendiri pun tidak tahu prosesnya. Sedangkan keterangan para saksi juga tidak pernah mengetahui dan melihat secara langsung peristiwa pencabulan tersebut.
Dalam hal mengenai kapan. Saksi hanya bisa menduga – duga kejadian tersebut seolah olah terjadi sekitar Februari 2017 saat anak berumur 2 tahun. Dalam hal tanggal kejadian saja sudah terlihat sebuah kejanggalan dan terkesan seakan akan sebuah rekayasa untuk menghancurkan ku. Sebut Johan.
Selanjutnya, dengan alasan sang anak baru berani bercerita ketika tidak lagi bersama ayahnya karena ancaman ayahnya sangat tidak masuk akal seorang anak bayi 2 tahun bisa menahan dan menyimpan perasaan tersebut.
Saya juga telah menghadirkan saksi penjaga anak. Guru Vihara. Kerabat. dan Bibi anak yang menyatakan anak tidak pernah mengeluhkan sakit serta tidak pernah ada perubahan prilaku pada anak dan tidak pernah takut dengan ayahnya selama ini. Dan kemudian tes psikiater saya yang menyatakan tidak ada kelainan seksual dari Rumah Sakit Bhayangkara Medan dan Rumah Sakit Methodist Medan.
Masih ungkapan Johan, niat-niat tidak baik itu juga pernah Happy tuangkan dalam chat WA nya yang hendak memenjarakan kedua orang tua Johan. dan ini sudah terlihat sebuah keterangan palsu untuk menyudut kan saya” tambah Johan dengan raut wajah penuh kesal dengan hal yang menimpanya. (R-03)