Batubara,Sinarsergai.com – Kementerian Energi Sumberdaya Mineral (ESDM) Republik Indonesia yang dipimpin oleh Arifin Tasrif ini dalam waktu dekat meluncurkan program Konversi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Bahan Bakar Gas (BBG) bagi masyarakat nelayan berskala kecil di Kabupaten Batubara, Sumatera Utara.
Konversi BBM ke BBG tersebut tentu akan mempengaruhi cost operasional. Tapi, jangan jangan khawatir, perubahan perubahan kebijakan dari minyak ke Gas itu malah justru menguntungkan bagi nelayan didaerah setempat.
Hal tersebut di kemukakan Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Batubara Antoni Ritonga melalui Kepala Bidang Pemanfaatan dan Pengendalian Sumberdaya Perikanan Azmi Kepada wartawan, diruang kerja, Selasa (14/6)2022).
*Konversi BBM ke BBG Lebih Untung
Azmi berpendapat, dengan diberlakukan konversi bahan bakar Minyak ke BBG bagi masyarakat nelayan tentu akan menguntungkan. Alasannya, selain nelayan dapat menghemat biaya operasional melaut, nelayan juga tidak akan kesulitan lagi terkait kelangkaan BBM minyak yang selama ini menjadi problem tersendiri bagi masyarakat pesisir pantai timur itu.
“Program ini mulai berjalan tahun depan (2023). Saat ini, kita sedang melakukan pendataan dan verifikasi jumlah nelayan yang menggunakan bahan bakar minyak jenis Pertalit, setelah itu, baru kita laporkan, sehingga bantuan peralatan mesin akan dikirim ke Batubara tahun depan,” papar Azmi.
Azmi mencermati, kebijakan konversi BBM ke BBG bagi nelayan yang dilakukan pemerintah pusat tak lain adalah untuk memberi kemudahan dan meningkatkan taraf hidup nelayan. Alasan lain, nelayan khususnya di Kabupaten Batubara tidak lagi merasa kesulitan untuk mendapatkan BBM, namun dengan menggunakan BBG, nelayan malah justru akan menguntungkan secara ekonomis.
“Kebijakan ini akan bermanfaat ganda, selain menghemat biaya operasional Melaut, nelayan juga tidak akan merasa kesulitan lagi mencari jenis bahan bakar minyak,” tegas Azmi.
Secara ekonomi, Azmi mengasumsikan gambaran keuntungan yang didapat oleh nelayan bisa mencapai tiga kali lipat dari biasanya. Dengan analisis, jika misalnya, nelayan melaut dengan jarak 1 Mil menghabiskan bahan bakar minya 5 liter dengan biaya 50.000 dalam sehari, Namun dengan menggunakan tabung gas ukuran 5 Kg dengan harga 15 ribu, nelayan malahan bisa menggunakan selama tiga hari.