Mandailing Natal,Sinarsergai.com – Kasus pengeroyokan yang dialami Jeffry Barata Lubis wartawan Haian Topmetro.News, telah disidangkan di Pengadilan Negeri Mandailing Natal (PN Madina) dengan agenda mendengarkan keterangan para saksi. Sidang ini dipimpin oleh Ketua Majelis Hakim Arief Yudiarto, SH, MH, Selasa (21/6/2022). Dalam persidangan tersebut Jaksa Penuntut Umum (JPU) Riamor Bangun, SH, menghadirkan Akhmad Arjun Nasution (AAN) sebagai saksi.
Selain sebagai saksi dalam persidangan Jefri, ANN ternyata terdakwa dalam kasus Penambang Emas Tanpa Izin (PETI) yang saat ini sedang ditahan di Lapas kelas II B Panyabungan dan sidangnya juga sedang berproses di PN Madina.
Dalam persidangan AAN mengakui bahwa kedua terdakwa AL dan M alias Zuki telah melaporkan kepada saya peristiwa pemukulan dilakukan dengan cara mengeroyok terhadap korban Jefri di Lopo Mandailing Coffe Pidoli lombang pada Jum’at malam tanggal 4 Maret 2022 yang lalu. Itu pengakuan kedua terdakwa ujar ANN dalam persidangan.
Masih dalam persidangan, saat dilontarkan beberapa pertanyaan oleh Ketua majelis Hakim kepada AAN terkait peristiwa pemukulan itu, ANN terlihat gugup dan memberikan jawaban yang berbelit juga berubah-ubah. Dalam keterangan AAN, usai terjadi peristiwa pemukulan yang dilakukan keduanya pada Jum’at (4/3/2022), malam itu di Cafe Wapres tepatnya usai Solat Isya, AL dan M alias Zuki datang menyampaikan kepada saya bahwa mereka sudah memukul Jeffry. Saya langsung menyuruh mereka untuk ke Kantor MPC PP dan menemui saudara Sekjen,” jelas AAN di hadapan Majelis Hakim Arief Yudiarto, SH, MH dan JPU, Riamor Bangun, SH.
Selanjutnya AAN juga menjelaskan bahwa pagi sebelum terjadinya pemukulan, terdakwa AL dan Alhasan sempat bertemu dengannya di rumah adiknya di Hutasiantar. Dalam pertemuan itu, terdakwa AL dan Alhasan melaporkan bahwa korban kerap memberitakan penambangan ilegal yang selama ini AAN lakukan.
“Bagi saya sebenarnya tidak ada masalah Yang Mulia. Hanya saja saya heran mengapa saya saja yang diberitakan. Padahal di Madina ini cukup banyak penambang ilegal. Tapi saya juga tidak ada memerintahkan Awaluddin dan Alhasan untuk menemui saudara Jeffry”.sebut AAN.
AAN bahkan tidak membantah ketika majelis hakim menanyakan komunikasi yang dia lakukan dengan korban melalui telepon seluler milik Alhasan. Dan dia juga mengakui, bahwa dia juga hadir dan melihat pertemuan antara terdakwa AL dan korban yang dilakukan Pujasera Lee Garden, sekitar pukul 14.00 wib siang harinya sebelum terjadinya pemukulan dan pengeroyokan terhadap korban pada malam harinya.“Benar Yang Mulia. Saya hadir di Lee Garden siang itu. Tapi memang saya tidak bergabung dengan mereka. Saya hanya ingin memastikan apakah pertemuan itu terlaksana,” tegasnya. Mendengar jawaban dari saksi AAN ini, hakim kembali bertanya ingin mempertegas kebenaran atas pernyataannya. Namun karena merasa terpojokkan, saksi AAN menyampaikan dan menjawab semua pertanyaan Hakim dan Jaksa Penuntut Umum, (JPU) dengan jawaban lupa.