UMPR Jadi Leading Sector Pengembangan Tanaman Penghasil Bahan Bakar Pesawat – Laman 2 – Sinarsergai
Blog

UMPR Jadi Leading Sector Pengembangan Tanaman Penghasil Bahan Bakar Pesawat

×

UMPR Jadi Leading Sector Pengembangan Tanaman Penghasil Bahan Bakar Pesawat

Sebarkan artikel ini

Di kegiatan yang sama, Ketua PWM Kalteng melalui Sekretaris Drs Mulyono MPd mengatakan, pihaknya sangat menyambut baik dan berterimakasih atas pelaksanaan program kerja sama Kemenko PMK dan PP Muhammadiyah ini.

“Kami akan berupaya meneruskan dan menggalakan kegiatan ini di waktu-waktu yang akan datang. Sejauh ini, kita sudah membudayakan penanaman pohon di Amal Usaha Muhammadyah (AUM) dan lingkungan masjid-masjid,” ujar Mulyono.

Kegiatan juga dirangkai dengan peninjauan lokasi pembibitan tanaman nyamplung yang dlakukan para mahasiswa Fakultas Pertanian dan Kehutanan UMPR. Di areal dengan luas sekitar 2 hektare di lingkungan kampus II UMPR ini, telah umbuh sekitar 250 bibit pohon nyamplung.

Dekan Fakultas Pertanian dan Kehutanan UMPR Dr Sajio menjelaskan, pembibitan nyamplung ini dilaksanakan sebagai tindak lanjut dari kerja sama UMPR dengan lembaga Indonesia-Jepang Network yang berpusat di Jakarta.

“Pembibitan nyamplung ini merupakan bagian dari Amal Usaha PWM Kalteng, degan leading sector Fakultas Pertanian dan Kehutanan UMPR,” sebut Sajio. Dijelaskannya, nyamplung merupakan pohon endemic Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan bagian buah yang telah diteliti dapat digunakan sebagai bio energi.

Dari biji dalam buah nyampung ini, dapat diekstrak dan disuling menjadi minyak yang kemudian diproses sebagai bioavtur, bahan bakar pesawat terbang.
Selain itu, minyak hasil penyulingan biji buah nyamplung ini juga dapat digunakan sebagai biodiesel, biosolar, serta bahan baku pembuatan produk kosmetik.

Dipaparkannya, pohon nyamplung yang telah ditanam dan dirawat selama 5 hingga 25 tahun akan menghasilkan buah yang dapat dipanen untuk kebutuhan berbagai sumber energi itu. selanjutnya, ketika produksi buahnya sudah berkurang, batang pohon nyamplung dapat dijadikan bahan kayu dengan kualitas sedang.

“Di pembibitan ini sudah tumbuh sekitar 250 ribu bibit pohon dengan usia tanam lebih dari 6 bulan. Insya Allah pada bulan Oktober akan di pindah tanamkan ke hutan tanaman industry (HTI) di daerah Pujon, Kecamatan Kapuas Hulu, Kabupaten Kapuas,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *