Dari situlah saya mulai terpanggil.
Insya Allah aku akan menjalankan tugas Duta Lingkungan Hidup Amphibi sesuai harapan lembaga.
Dalam waktu dekat ini saya akan ikut turun melakukan sosialisasi lingkungan ke seluruh indonesia untuk mendampingi ketua umum Amphibi, “ujar Reifan.
Sementara Dewan Pembina Amphibi Nawa Kurniawan yang hadir dan menerima Piagam Penghargaan MURI menyampaikan bahwa lembaga Amphibi telah banyak melakukan penanaman pohon. Dari tahun 2016 sudah tidak terhitung jumlah dan lokasinya. Salah satu sejarah Amphibi dalam penanaman pohon jenis Mahoni sebanyak 500 batang yang dilakukan pada 10 Nopember 2016 tepatnya di Pulau Pari kepulauan seribu.
Kalau dikaji kembali pohon Mahoni bisa tumbuh besar dan subur yang ditanam di atas pasir secara akal sehat tentunya tidak akan bisa dipercaya.
Tetapi fakta saat ini membuktikan sudah hampir 5 tahun kini tingginya hampir mencapai 9 meter. Silahkan di cek dan ditanyakan ke masyarakat pulau pari untuk melihatnya.
Dari pengalaman uji coba penanaman pohon Mahoni di Pulau pari tentunya tidak salah juga uji coba pohon Mangrove di TPA. Saya rasa kalau sudah di uji coba sebelumnya selama 3 bulan dari bibit/buah dan saat ini sudah keluar 6 helai daunnya berarti ada harapan pohon Mangrove bisa berkembang dan tumbuh subur, jelas Nawa K.
Saat team media menanyakan tentang adanya penolakan keras dari salah satu Profesor, Doktor, pakar ahli konservasi yang juga pernah menjabat posisi strategis di KHL terkait penanaman Mangrove di TPA? “dirinya menjawab itu hal yang biasa”
Namanya para ahli akademis tentu tidak terima dengan apa yang belum pernah dia lakukan.
Silahkan saja ajak ketua umum Amphibi untuk duduk bersama. Sayang ILC sudah tutup. Bisa akan seru apabila terjadi debat dan saling argumentasi pemaparan pohon Mangrove. Judulnya debat Mangrove secara akademis vs otodidak, “tutup Nawa Kurniawan.(R-02)