Blog

Banjir Berbulan-Bulan Tak Kunjung Surut, Masyarakat Keluhkan Banyak Sungai Kecamatan Bandar Khalifah Ditutup Jadi Kebun Sawit

×

Banjir Berbulan-Bulan Tak Kunjung Surut, Masyarakat Keluhkan Banyak Sungai Kecamatan Bandar Khalifah Ditutup Jadi Kebun Sawit

Sebarkan artikel ini

SERGAI,Sinarsergai.com – Masyarakat Desa Pekan Bandar Khalifah dan Desa Kayu Besar Kecamatan Bandar Khalifah, Kabupaten Serdang Bedagai,(Sergai), Sumatera Utara (Sumut), keluhkan banyak Sungai yang ditutup dan diduga berubah menjadi Kebun Kelapa Sawit.

Akibat ditutupnya Sungai tersebut pemukiman masyarakat setiap mengalami banjir, air hingga berbulan-bulan tergenang dan tidak kunjung mengalami surut.

Hal ini menimbulkan keresahan dan kesedihan hingga menambah derita bagi masyarakat. Ujar Surya salah satu tokoh Pemuda Kecamatan Bandar Khalifah, Jum’at (23/6/2023).

Ia berharap Pemerintah Pusat dan Daerah dapat mengembalikan fungsi Sungai tersebut sebagaimana sebelumnya. Menurut informasi kata Sur, jika tidak salah dahulunya ada Sungai Pandan,Sungai Tempurung,Sungai Tupai,Sungai Legunda,Sungai Nyamuk,Sungai Gua danSungai Api-Api.

Namun diduga kuat setelah dijadikan Kebun Sawit yang disebut-sebut dikelola oleh PT. Prima Citra Agra Sawita (PCAS), pemukiman masyarakat di dua desa tersebut terus digenangi ketika memasuki musim banjir.

Seingat saya ucap Surya, saat dibangun Tambak Udang, Sungai-Sungai tersebut berfungsi sebagaimana mestinya, mengalirkan air hingga ke laut dan pemukiman masyarakat jika banjir cepat surutnya diperkirakan 2-3 hari lamanya air tergenang

Selain itu, tambahnya, Sungai-Sungai itu merupakan menjadi tempat bagi masyarakat untuk mencari Kepiting,Kepah, Udang Gantung dan berbagai jenis ikan. Dan sangat membantu masyarakat memenuhi kebutuhan rumah tangga dari hasil lauk pauk dari sungai tersebut. Bebernya.

Di waktu yang berbeda, Kepala Desa Pekan Bandar Khalifah Aswandi yang dihubungi via telepon seluler, terkait banyaknya sungai yang ditutup dan diduga berubah menjadi Kebun Kelapa Sawit, mengatakan bahwa Sungai-Sungai itu memang sudah ada sebelum dibangun areal Tambak Udang.

Dan saat pembuatan Kolam Tambak Udang kata Kades, Sungai tersebut tetap utuh dan berfungsi sebagaimana mestinya.

Namun diduga sejak berubah menjadi Kebun Kepala Sawit, Sungai-Sungai itu tidak kelihatan lagi dan mungkin ditutup sehingga berdampak terhadap pemukiman masyarakat di dua desa mengalami banjir hingga tergenang berbulan-bulan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *