“Dalam pemenuhan rumah yang layak huni bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) tentu pemerintah tidak bisa sendirian dalam mewujudkannya. Diperlukan kerjasama berbagai pihak baik dari regulator, asosiasi pengembang, dan perbankan termasuk Bank BTN,” tegas Nixon.
Nixon menegaskan, Bank BTN terus berkomitmen menjadi mitra pemerintah dalam memenuhi kebutuhan rumah layak huni khususnya bagi MBR. Komitmen ini dibuktikan perseroan dengan kontribusi yang sangat besar terhadap Program Sejuta Rumah.
Dengan lebih dari 90 persen portofolio kredit Bank BTN berupa kredit perumahan, Bank BTN memiliki keunggulan kompetitif di sektor pembiayaan rumah.
BTN telah menguasai sekitar 40% market share KPR secara nasional dan menggerakkan 181 sub-sektor ekonomi dan lebih dari 7.000 pengembang perumahan telah bermitra dengan Bank BTN hingga kini.
Di sektor KPR subsidi, Bank BTN mendominasi sebesar 83% dan menjadi kontributor utama untuk program perumahan rakyat.
Dalam dua tahun ke depan, Bank BTN berharap dapat membiayai 1 juta rumah subsidi. Dengan kekuatan ini, Bank BTN mendukung upaya pemerintah untuk menyejahterakan masyarakat berpenghasilan rendah.
Sementara itu, di sektor KPR non-subsidi, Bank BTN terus mengoptimalisasi upaya untuk membidik segmen menengah ke atas atau emerging affluent. Bank BTN membuka sales center di beberapa tempat dan bermitra dengan para pengembang perumahan di suburban dan perkotaan.
Bank BTN optimistis bahwa sektor properti Indonesia akan tetap bertumbuh pesat karena rasio KPR terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia masih tertahan di angka 3%, jauh di bawah negara-negara tetangga di ASEAN. Kemudian, masih terdapat 12,7 juta keluarga yang belum memiliki rumah dan 1,8 juta pernikahan baru setiap tahunnya.
Selain itu, diperkirakan terdapat tambahan 77 juta orang Indonesia yang akan digolongkan sebagai segmen berpendapatan menengah pada 2025. Hal ini ditopang pula dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat Indonesia di berbagai aspek.